Pages

Monday 20 January 2014

Tentang Kyushu dan Kokoro No Tomo season 2

ASTAGAAAAA.. entah udah berapa juta tahun lamanya yaaa nggak nulis blog. Keingetan juga karena beberapa hari yang lalu ada yang ngetweet ke aku, "kak, buat post baru dong di blog." jrenggg.. rasanya kayak dijewer sama bu guru galak karena nggak bikin PR. -___-"

Tapi nyambung sih, jadi gini, hari ini aku abis macet-macetan di Jakarta. Ya emang bukan Jakarta namanya sih kalo nggak macet. Gila yah, udah ujan, mobil banyak bener (termasuk mobil gue sih yang bikin Jakarta tambah macet hehehe), banjir pula, ya macet nya makin jadi deh. Nggak ngerti lagi kapan Jakarta bisa nggak semacet ini. If only everyday is libur lebaran jadinya kan enak tuh jalanan lowong, lancar, nggak macet, bensin irit, nggak ca.... WOY! udah udah. kok jadi ceritain macet sih. *diiket ditengah jalan macet Jakarta*

Nah, lanjut, jadi ditengah macet-macetan tadi, aku iseng buka Twitter, di timeline ada beberapa tweet tentang Kokoro No Tomo POP! yang bentar lagi bakal tayang dan timnya pun sekarang lagi di Jepang buat lanjutin shooting. Terus aku jadi galau. Bukan. Bukan galau karena urusan percintaan. Aku galau karena Kokoro no Tomo season 2 ternyata udah selesai beberapa bulan lalu, tepatnya 13 Oktober 2013, dan bahkan bentar lagi akan ada edisi spesial dari KNT, in which I'm not involved. Sedih, seneng, terharu, bangga, semua campur aduk jadi satu. Sempet bacain komen orang-orang di Twitter ataupun di Facebook KNT tentang KNT season 2, malah bikin makin mellow. Iye, gue juga bisa mellow. -____-'

Buat yang nonton KNT season 2, pasti tau kan kalo di dua episode terakhir KNT itu ngebahas tentang Kyushu. And yes, I suddenly remember that I promised you guys to write about the filming process in Kyushu. Yaudah, sekalian nostalgia, aku cerita disini :)

Well, we left for Kyushu in June 2013. We traveled to Fukuoka by bullet train from Kyoto. Jadi, sebelum berangkat ke Fukuoka, kita ke Kyoto dulu sehari, to explore awesome things about Kyoto. Kalo pada inget pelajaran sejarah waktu sekolah dulu, tau dong kalo Jogjakarta pernah jadi ibukota Indonesia sebelum Jakarta. Nah, hal yang sama juga dengan Kyoto, yang dulu juga pernah jadi ibukota Jepang, sebelum Tokyo. Di Kyoto ini, I experienced one of the most aweeeeesomee things that I will never ever forget for my whole life! Guess what! Aku didandanin jadi maiko-san! I was super excited! Buat yang nggak tau maiko itu apa, maiko is geisha's apprentice. Iya, sebelum jadi geisha, mereka jadi maiko dulu, buat belajar nari, belajar main shamisen, dan belajar berperilaku a la geisha. Ah, please note that geisha here is not a negative thing. It is derived from Japanese letter means an art person. Iya, karena mereka kerjanya berhubungan dengan seni. Aku dan pak produser dan ibu asisten produser sebelumnya milih-milih kimono yang mau dipake. Dan pilihan kita jatuh kepada kimono putih cantik banget ini!

Ya kan? Cantik banget, kan?

Putih-putih di muka itu dibikinnya pake a kind of white paste, made of powder. Bagian lehernya emang sengaja dibentuk kayak gitu, dan itu ada artinya, bukan bedaknya nggak rata ya. -____-"


Setelah sekitar satu jam aku didandanin dan dipakein kimono, kini waktunya jalan-jalan di Gion! Gion itu sebuah distrik di Kyoto yang memang daerah nya maiko. It was so damn hard to walk while wearing kimono and the clogs! Tapi belakangan I found out that the clogs are made sedemikian rupa, disesuaikan dengan bentuk kaki cewek Jepang, jadi begitu dapet 'celahnya', baru deh bisa jalan dengan nyaman diatas bakiak itu.Yang awalnya cuma niat buat shooting, ceritanya ngerasain jadi maiko jalan di Gion, berubah jadi ajang photo session! Orang-orang yang kebetulan juga lewat di Gion mengira kalo aku beneran maiko! They ask me to take a picture with them, with their children, with their parents. Sampe akhirnya spot itu jadi penuh, rame banget. HAHAHA!! I still don't know if they knew I was a 'fake' maiko or not :p Belakangan, there was an English-speaking Japanese guy who apparently knew that I weren't a maiko. He asked me to take a picture with an American old lady, whom he accompanied. This lady was sitting on a wheelchair. Stuttered, she said that it has been her dream for almost 60 years to meet a maiko and take a picture with a maiko. Dude, my eyes were full of tears :'| we had a light convo for a few minutes, cuz I needed to continue shooting. I was overwhelmed with gratitude cuz I know at least for that time, I was a part of other people's happiness. *masih berkaca-kaca*

Nih, coba bandingin maiko asli, sama maiko Indonesia. :)) cakepan mana? *wink-wink* *dijejelin bedak sekarung*










Lanjuuut, sampe di Fukuoka, kita disambut sama beberapa orang dari local government dan travel agent yang akan bawa kita keliling Kyushu. Jadi di Kyushu ini, dari 7 prefektur yang ada, kami pergi ke 6 prefektur. *buka peta*

Sempet-sempetin selfie sama kak Icha :p

Setelah makan siang di Hakata Station di Fukuoka, kami naik kereta to our first destination: Beppu.

Hakata Station. Iya, ini stasiun kereta.

Beppu itu kota yang terkenal banget sama sumber mata air panasnya. Jadi, hampir diseluruh kota itu ada onsen. Di Beppu, aku nyobain makanan rebusan gitu, dan direbusnya di air belerang. Aneh tapi nyata banget. Dan itu ternyata sehat loh. Malemnya di Hotel, aku dan kak Icha nyobain mandi di onsen yang ada di hotel. Iya, beneran, di onsen itu rame-rame, dan nggak boleh pake malu-malu. cuma boleh pake handuk di kepala. Udah, itu doang. Berasa Shinchan lagi mandi gitu deh, ada handuk kecilnya di kepala. Eits, tapi jangan salaaaah, onsen buat cewek dan cowok dipisah kok. ;) Setelah itu, kami pergi ke Hita Mameda buat liat boneka Hina dan ngeliat salah satu tempat pembuatan sake. Percaya nggak kalo aku bilang ada eskrim rasa sake! Sebagai pecinta eskrim, jelas aku harus banget nyobain hahaha :)) Ngomong-ngomong soal boneka Hina, tau kaan, itu looh yang kalo di komik-komik Jepang (baca: Detective Conan), si Ayumi pengen banget punya panggung kecil berbentuk tangga yang disetiap step nya ditaruh boneka kecil. Nah itu dia boneka Hina.

*brb kasih tau Ayumi ada boneka Hina*


Terus kita pindah ke Mount Aso. Coba googling tentang Gunung Aso, deh. Dulunya ini itu gunung yang gedeeeeeeeeeeeee banget. Meletus, the huge eruption 300.000 tahun yang lalu ninggalin kawah selebar kira-kira 25km, dan sekarang malah jadi small city gitu. Cool abis! Disekitar kawah itu jadi muncul 5 puncak baru, yang masih cukup aktif. Kami sempet naik ke salah satu puncak, yang kawahnya paling aktif. Kalo nggak salah sih Naka-dake. Setelah naik ropeway, kita perlu jalan lagi sedikit (ini mirip kawah putih di Bandung sih, katanya). Kami nggak bisa sampe ke pinggir kawahnya, karena begitu kami hampir sampe diatas, ternyata ada pengumuman kalo kawahnya 'batuk', so it produced a pother, which smells like sulfuric air. We and some other tourist groups were scurrying to our own bus, and closed the bus' door as soon as possible. Sampe di bus, nggak bohong rasanya sesak nafas banget, sampe pusing dan lemes. Untung semua tepat waktu, jadi aku dan semua kru nggak ada yang keracunan. Phew!

Malemnya, kami pindah lagi ke Kumamoto. Di Kumamoto, kami shooting di Kumamoto Castle, satu dari tiga kastil utama di Jepang.

Kumamoto Castle at night.

Ternyata, kastil ini nggak pernah terkalahkan loh! Mereka punya sistem pertahanan dan watch tower yang oke banget soalnya. Eh tau nggak, ada salah satu ruangan di kastil ini, yang semuanya dilapisin emas murni. Nggak boleh pake sepatu, nggak boleh dipegang. Kinclong abis!
Nih dia ruangan emas nya! Full emas!
*siap-siap nyolong*
*dicubit sama samurai*

Terus sempet shooting di Ebino Kogen National Park di Miyazaki. Secara itu kan bulan Juni yah, which is udah summer, eh tapi ternyata disitu dinginnya amit-amit dong! Anginnya kencenggggg dan aku cuma pake long sleeved lacey top plus short skirt. *keseret angin* and we saw some people wore a thick jacket and ear muffs. Mampus gak sih? But for the sake of professionalism, ya wis lanjut shootinggg dengan gigi gemeretekan, dan rambut berkibar kesana kemari. I had to stroll the park, among a bed of Azalea yang SEHARUSNYA udah bloomed jadi ungu semua. hahahaha :)) it was a very nice experience tho! Di Miyazaki, aku nyobain certified Premium Miyazaki Beef, #1 wagyu! Very juicy! (and yes, I was very lucky that I had a chance to taste it!)

Kami sempet ke Kamikaze Museum buat shooting disana. Terharu banget rasanya baca surat-surat terakhir para prajurit yang ngelakuin kamikaze itu. Ada yang nulis buat mamanya, papanya, kakaknya, pacarnya, gurunya.. ahh pokoknya sedih deh! Tapi bukan KNT namanya kalo proses shootingnya nggak ada yang seru :)) begitu kami sampe disana, GILA, ANGINNYA KENCENG BANGET. BANGET. Sampe kedengeran bunyi angin yang 'BUZZZZZ BUZZZZ' gitu. Pohon udah kayak mau rubuh semua. Selidik punya selidik, ternyata pada saat itu, Kyushu lagi kena ekor typhoon, yang mata typhoon nya ada di sekitaran Filipina. Lucunya, kami harus jalan dari tempat parkir bis ke museumnya, dan itu ngelawan arah angin. Baru pertama kali aku ngerasain jalan kaki itu rasanya beraaaaattt banget, karena serius deh, badanku rasanya kayak kebawa angin. Ngelanjutin perjalanan ditengah typhoon, we were so lucky that we got a very pro driver! He was already old, but he was able to drive safely in the middle of a storm, padahal jarak pandang mungkin nggak lebih dari 2 meter, karena kabut, angin, dan hujan. Deg-degan banget tjoyy! Aku sih milih buat tidur aja deh daripada deg-degan sepanjang jalan. :)) *diseret angin sampe Jakarta*

Di Kyushu kami juga sempet ke Yoshinogari Park, taman kehidupan purba orang Jepang; terus ke pabrik washi paper; sampe akhirnya balik ke Fukuoka. Di Fukuoka, kami shooting di pabrik mentaiko. Sempet nyobain juga salah satu produk mereka, and hell yeah, ENAK BANGET! langsung ngebayangin makan mentaiko pake nasi panas, makannya pake tangan sambil duduk angkat kaki. Beeeghh, what a 'beautiful' collaboration between Indonesia and Japan, isn't it? mhuahahaa *alesan* Tapi sayang, mentaikonya nggak bisa tahan lebih dari 1 hari diluar kulkas, sementara baru sampe Jakarta sekitar 3 hari lagi. Malemnya, kami shooting suasana malam di Fukuoka. Berhubung itu summer, percaya nggak, jam 8 malem di Fukuoka masih terang! Kayak jam 6 di Jakarta gitu.

Bukan. Bukan jam maghrib. Ini jam setengah 8 malem.

Sempet shooting nyobain jajanan kaki lima juga. Hebat ya, walaupun kaki lima, tapi bersih banget tempatnya. As a foodie, I was sooo happy to eat kinds of jajanan kaki lima a la Jepang (yatai).

Yatai snacks. Cumi sama daging sapi. Enak banget coy!


Don't call me Amanda kalo nggak bisa nyolong waktu buat shopping! HAHAHA. Walaupun udah malem, tetep bela-belain shopping dikit sebelum balik ke hotel. Dan besoknya, sebelum balik ke Osaka pun tetep nyempetin shopping lagi. Hihihi. Di perjalanan kembali ke Osaka, kami iseng main kartu didalem kereta. Main sambil ketawa-ketawa berisik sendiri, sampe diliatin sama opa oma Jepang gitu. Kirain bakal dimarahin, eh ternyata mereka malah cecengiran ngeliat kita seru main. Hihi please accept our apologies for being so noisy inside the train, dear Japanese fellows :p

Well, nginep sehari di Osaka (yang artinya ada kesempatan shopping, dan lagi-lagi aku jalan sendirian buat shopping), aku sempet beli Instax Mini di Yodobashi. Belinya nggak diniatin, cuman karena gemes banget sama warna nya, dan harganya jauh lebih murah daripada di Jakarta. Huahaha..
Ya kan? Lucu kan? Gemes kan?

Besoknya kami pulang kembali ke Jakarta via Denpasar.
Mengulang kata-kata terakhir aku di KNT 2, jalan-jalan di negeri orang memang menyenangkan, tapi berada di negeri sendiri (apapun keadaaanya) adalah yang terbaik.

It is always, always, so good. I never thought before that Japan is so lovely with its own culture and people, weather, pluses and minuses. I'm so grateful that KNT become one of the bridges between Indonesia and Japan. I can never deny that being a part of KNT is one of my biggest pride(s) and priceless life experiences. Not only because I could visit Japan, but I learned so much through the shooting process. I challenged myself to present things better (as a presenter), to be more creative, to be able to work under pressure (time, weather, different working ethics, different language), to be independent, to accept differences, to be more discipline, and to shop a lot (LOL please don't take the last one into your heart :p) My involvement in KNT also leads me to know more people, awesome people they are. I befriend some Japanese and half Japanese people. KNT introduced me to Japan Ambassador for Indonesia, Japanese entrepreneurs, Japanese government guys, etc. I couldn't be more grateful! I couldn't thank God enough for this blessing. :') For me, KNT is not just a TV program in which I worked as a host/presenter. KNT is a life-changing experience. 
I do really hope that KNT Pop! is a whole other awesome thing to bring Indonesia closer to Japan emotionally, and vice versa. I also do really hope that you, viewers, are able to get such things, and catch your dreams. :')

Pssst, let's pray for KNT season 3!! x)

Thank you for reading, folks!

Xx,
Amanda Zevannya.

6 comments:

  1. waa.. ada akunya.. nebeng bareng sama onigiri~

    miss you dan saat2 shooting bareng abang2 onyo itu ndaa~

    xoxo!

    ReplyDelete
    Replies
    1. ihihi.. miss you kakkk! semoga bisa shooting bareng lagi yaaa!
      eh abang abang onyoo yang manaa?

      Delete
  2. Seneng nya jalan-jalan ke jepang..

    mampir ke blog aku yah ka'

    romi-life.blogspot.com =]

    ReplyDelete
  3. Ternyata kk Amanda punya blog juga ^^ makasih sama acara kokoronotomo nya, sukses bikin kangen sama Jepang lagii >,< sukses selalu deh :D salam, catperku.info

    ReplyDelete
  4. Seru banget yah,
    Kapan juga bisa ke Jepang *ngarep bener ^_^

    Sukses terus buat kak Manda! >.<

    ReplyDelete
  5. Jalan kenegeri orang tapi masih kangen masakan mama.
    Kak amanda tetap semangat dan trus tersenyum(kata2 ngido)
    Kunjungi kak http://lanazalia.blogspot.com
    Full comedy diary dan ngidol

    ReplyDelete